Senin, 24 Mei 2010

Gereja Blenduk (GPIB Immanuel)


Gereja Blenduk (berada di Jalan Letjend. Suprapto no.32, kawasan Kota Lama Semarang) merupakan salah satu gereja yang dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Gereja ini merupakan salah satu gereja tertua di wilayah Semarang. Pembangun Gereja Blenduk dimulai pada tahun 1753 masehi dan direncanakan untuk digunakan sebagai tempat ibadah khusus bagi orang-orang Belanda.

Sebenarnya, gereja ini memiliki nama asli "Nederlandsch Indische Kerk" yang kemudian setelah Indonesia merdeka diganti menjadi GPIB Immanuel. Soal kenapa disebut dengan nama "Gereja Blenduk" adalah karena penduduk setempat yang menjulukinya sesuai dengan tampak bangunan ini secara umum, yakni dilihat dari bentuk atapnya. Bentuk atap tersebut adalah berupa kubah berwarna merah sehingga orang-orang pribumi dengan enteng menyebutnya Gereja Blenduk (dalam bahasa Jawa, kubah disebut "blenduk") karena memang gereja ini satu-satunya bangunan ibadah umat Protestan yang beratap kubah di Semarang (biasanya atap kubah digunakan sebagai atap masjid).

Gereja Blenduk mengalami beberapa kali renovasi yang merubah beberapa bagian bangunan. Renovasi tersebut dilakukan pada tahun 1756, 1787, 1794, dan 1894. Pada renovasi tahun 1894, bagian depan gereja diberi tambahan dua buah menara seperti yang dapat dilihat sekarang. Renovasi ini dilakukan oleh dua arsitek Belanda, yakni HA De Wilde dan W. Westnas. Setelah renovasi tahun tersebut, Gereja Blenduk tidak lagi mengalami perubahan tampak maupun bentuknya hingga sekarang.
Bagian yang antik tidak hanya pada bangunanya, tapi furniture yang berada di dalamnya juga termasuk dalam golongan barang antik, yakni sebuah orgel barok, tangga putar (dihiasi suluran dari logam) dan kursi para jemaatnya yang berjumlah 450 kursi. Pada sebuah tangga berputar terdapat tulisan "PLETJERIJ DEN HAAG" yang bisa jadi benda ini berasal dari Den Haag, sebuah kota di negara Belanda. Lonceng yang terdapat di kedua menara juga merupakan peninggalan sejarah. Lonceng tersebut dibuat oleh seorang warga Belanda bernama J.W. Steegler pada tahun 1703.

Sebagai informasi tambahan, pendeta yang pertama kali menjadi pemimpin dalam tiap ibadah adalah Johannes Wihelmus yang dinobatkan pada tahun 1753.
*  *  *  *  *  *  *  *  *
Untuk pengguna sketchup, Anda dapat mendownload file Gereja Blenduk.skp di sini (karya Rudy Bandung).


(Lokasi ditunjukkan tanda A) | View Larger Map



Disusun oleh:
Septia Faril Lukman
Mahasiswa Jurusan Arsitektur Universitas Diponegoro
e-mail: unfinished_tales@yahoo.co.id


Hak Cipta Foto Milik:
Ardhita Bagas

2 komentar:

  1. bagaimana mungkin Sir Herman Thomas Karsten merancang gereja yang dibangun pada tahun 1753? sementara karsten sendiri baru lahir tahun 1884.

    BalasHapus
  2. Karsten adalah arsitek pada renovasi gereja Blenduk. Tetapi dia paling dikenal sebagai arsitek gereja ini dibanding arsitek lain.
    Terimakasih atas infonya,akan segera saya perbaiki kalimatnya agar tidak terjadi salah tafsir.

    BalasHapus