Arsitek Utama: Dhimas Bagus Putranto
Rekomendasi desain jembatan penyeberangan orang (JPO) harus mengikuti peraturan dasar perancangan JPO. Diantaranya adalah ketinggian ambang bawah JPO, lebar badan jembatan, kualitas bahan, dan sebagainya. Sebagai tambahan, dapat diterapkan langgam arsitektur yang sedang digandrungi oleh masyarakat.
Jembatan penyeberangan didesain dengan tipe minimalis karena tipe ini terlihat lebih bersih dan rapi sehingga terasa lebih nyaman untuk dilihat maupun digunakan. Desain minimalis ini menggunakan rangka besi yang di ekspos dengan warna merah sebagai aksen. Warna merah (yang terlihat mencolok) dipilih sebagai aksen dengan alasan agar jembatan penyeberangan ini dapat terlihat dengan jelas dari kejauhan.
Tim Arsitek: Lillahi Asyrotul Akhiroh, Mia Hijriah, Nindya Kirana Putri, Novia Mahmuda, Septia Faril Lukman
Klien: Sukawi, ST., MT.
Jembatan penyeberangan didesain dengan tipe minimalis karena tipe ini terlihat lebih bersih dan rapi sehingga terasa lebih nyaman untuk dilihat maupun digunakan. Desain minimalis ini menggunakan rangka besi yang di ekspos dengan warna merah sebagai aksen. Warna merah (yang terlihat mencolok) dipilih sebagai aksen dengan alasan agar jembatan penyeberangan ini dapat terlihat dengan jelas dari kejauhan.
Pada kepala jembatan ditutup dengan tembok bata yang diberi aksen berupa jendela kaca dengan ukuran besar sehingga view dari jembatan ke arah arah lebih leluasa. Ventilasi berupa lubang berbentuk persegi panjang yang ditata mengikuti kemiringan tangga terletak di kedua sisi dinding (menghadap jalan dan membelakangi jalan), serta sebuah angin-angin pada bagian atas.
Sedangkan pada lantai jembatan menggunakan plat beton sebagai lantainya karena memiliki daya tahan yang lebih baik dibanding menggunakan material kayu. Pada bagian sampingnya dibuat terbuka dengan teralis besi sebagai pengaman saat berjalan. Bagian ini dibuat terbuka agar pengguna jembatan penyeberangan tidak merasa sempit maupun pengap oleh dinding penutup.
Tangga naik dan turun pada jembatan-penyeberangan-orang sebaiknya tidak terlihat terlalu tinggi bagi pejalan kaki agar mereka tidak merasa malas untuk menggunakan jembatan penyerberangan saat hendak menyeberang ke sisi lain jalan raya. Untuk mengatasi hal itu, tangga pada jembatan penyeberangan di desain memutar dengan bordes sehingga jika dilihat dari ujung bawah, bagian atas tangga tersebut terlihat lebih dekat.
Bagian tengah lantai jembatan dapat digunakan untuk memasang billboard iklan sebagai pemasukan sehingga dapat digunakan untuk biaya perawatan jembatan. Ukuran billboard disesuaikan dengan ruang yang telah disediakan agar keberadaannya tidak mengganggu visualisasi dari jembatan itu sendiri ataupun mengganggu kenyamanan pengguna jembatan.
Berdasarkan produk tugas UTILITAS 2
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Penyusun:
Dhimas Bagus Putranto
Lillahi Asyrotul Akhiroh
Mia Hijriah
Nindya Kirana Putri
Novia Mahmuda
bOS BOLEH GA DESIGNNYA DI APLIKASIKAN
BalasHapusSilakan, tapi jangan ditiru persis ya. Jangan pula untuk kegiatan komersial.
BalasHapusuntuk pembuatan JPO... berapa jumlah pedestriannya.... sehingga perlu dibuatkan JPO... atau ada syarat lainnya... trmksh..
BalasHapussyaratnya sudah dijelaskan di artikel ya..
BalasHapusketua ,boleh ndak bekerjasama krn saya ada rencana menawarkan ide ketua ini untuk diterapkan disuatu tempat
BalasHapus