Candi Gedong Songo merupakan salah satu bangunan candi yang didirikan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu berkuasa di Indonesia. Candi ini merupakan satu-satunya yang berada di lokasi sekitar Semarang. Lokasi Candi Gedong Songo berada di lereng Gunung Ungaran, Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.
Adapun kenapa dinamakan "Gedong Songo" adalah karena di kompleks tersebut terdapat sembilan buah candi yang letaknya berada sebuah jalur seperti masing-masing adalah sebuah tempat istirahat saat melakukan pendakian Gunung Ungaran. Nama ini diambil dari bahasa Jawa, Gedong memilik arti "bangunan", sedangkan kata "Songo" memiliki arti "sembilan". Jadi, jika diartikan secara bahasa adalah "Bangunan Sembilan" atau secara harfiah adalah sebuah kompleks bangunan yang terdiri dari 9 buah bangunan di dalamnya.
Kompleks Candi Gedong Songo pertama kali ditemukan oleh Loten pada tahun 1740. Tahun 1804, Gubernur Jendral Raffles (gubernur pemerintahan penjajahan Inggris di Indonesia) mencatat kompleks tersebut dengan nama Gedong Pitu karena hanya ada tujuh kelompok bangunan di setiap titik lokasi. Dalam penelitian selanjutnya, ditemukan dua lokasi candi lagi, sehingga kompleks tersebut diganti nama menjadi Candi Gedong Songo. Van Braam membuat sebuah publikasi pada tahun 1925, Friederich dan Hoopermans membuat tulisan tentang Gedongsongo pada tahun 1865. Tahun 1908 Van Stein Callenfels melakukan penelitian terhadapt kompleks candi yang kemudian oleh Knebel dilakukan inventarisasi pada tahun 1910-1911.
Semua candi terletak menyebar di kompleks ini dihubungkan yang dengan sebuah jalan kecil beralaskan batuan halus yang disemen. Terdapat dua jalan jika dilihat dari lokasi awal pendakian, yakni jalan untuk mendaki dan memulai perjalanan (jalur utara) dan jalan untuk turun (jalur barat). Nama-nama candi diurutkan dari letaknya yang paling bawah sebagai Candi Gedong I hingga yang paling atas (Candi Gedong IV). Semua candi menggunakan material berupa batu andesit yang dibentuk menyerupai batu bata dan disusun membentuk struktur candi.
Beberapa candi telah mengalami pemugaran yang dilakukan oleh Dinas Purbakala, yakni candi I & II dipugar tahun 1928 – 1929, sedangkan candi III, IV, dan V dipugar tahun 1977 – 1983. Dari semua candi, hanya lima candi yang masih berdiri kokoh, sedangkan empat candi lain hanya berupa puing-puing bangunan.
Sebagian besar candi memiliki bentuk denah berupa bujur sangkar, beberapa candi yang lain berbentuk persegi panjang. Ukuran candi sangat bervariasi, lebarnya berkisar 4,5m -9,5m; panjang 4,8m – 9m dengan tinggi yang berbeda pula dari 3m – 8,9m.
Pada bagian luar dinding candi terdapat relung-relung yang kemungkinan dahulunya berisi arca Parswadewata, tetapi saat ini sebagian besar relung tersebut dalam kondisi kosong, begitu juga bilik candi yang dahulu berisi lingga-yoni dan relung. Relung bagian luar dinding candi dihias dengan motif flora dan terkadang ada hiasan berupa Kala.
Candi ini terletak sekitar 200 meter dari gerbang masuk komplek Candi Gedong Songo. Ketinggian lokasi candi adalah 1208 meter di atas permukaan laut.
Terdiri dari satu buah candi yang menghadap ke barat. Bentuk atap candi terdiri atas 3 tingkat. Masing-masing tingkat dihiasi oleh segitiga-segitiga dengan ukiran pada batuan candi. Di dalam candi pertama ini, terdapat Yoni, tetapi tanpa Lingga. Banyak batuan pada badan candi pertama yang telah rusak dan terlihat rapuh.
Candi Gedong II
Ketinggian lokasi candi adalah 1274 meter di atas permukaan laut.
Terdiri dari satu buah candi yang menghadap ke barat. Di sekitarnya ada puing-puing yang mungkin dahulunya adalah bangunan candi perwara (pendamping candi utama) menghadap ke timur. Atapnya tersusun dalam 4 tingkat, dengan stupa di tiap ujungnya dan hiasan Antefix di tengah-tengah sisinya.
Antefix adalah ukiran seorang dewa dalam posisi bersila yang berada di dalam segitiga berukiran pot dengan sulur-sulur daunnya.
Candi Gedong III
Ketinggian lokasi candi adalah 1297 meter di atas permukaan laut.
Terdiri dari tiga bangunan yang masih berdiri utuh. Sebuah candi perwara di samping candi utama (menghadap ke barat) dan sebuah bangunan semacam ruang penyimpan di depan candi utama.
Atap candi utama terdiri atas 4 tingkat dengan hiasan stupa dan Antefix, atap candi perwara terid iri atas 3 tingkat dengan hiasa stupa dan Antefix, serta bangunan di depan candi utama yang beratap stupa berderet 3 buah.
Candi utama pada kompleks ini adalah satu-satunya candi yang menggunakan hiasan Makara pada tangga di depan pintu masuknya. Arca-arca di candi utama juga masih lengkap di tiap relung pada tiap sisinya. Di pintu masuk candi utama terdapat arca Mahakala dan Nadiswara. Di sisi utara, timur, dan barat masing masing berisi arca Dewi Durga Mahesasuramardhani, Ganesha, dan Agastya.
Candi Gedong IV
Ketinggian lokasi candi adalah 1295 meter di atas permukaan laut.
Puing-puing bangunan yang berada di kompleks ini cukup banyak. Beberapa pendapat menyebut bahwa dahulu terdapat 8 candi perwara yang mengelilingi satu bangunan candi utama. Puing-puing tersebut terletak membentuk formasi 2 candi berada di samping kanan dan kiri, sebuah di belakang, dan 3 buah di depan candi utama.
Atap candi utama terdiri atas 4 tingkat, di mana masing-masing tingkat terdapat hiasan stupa. Pada dinding candi utama sisi bagian selatan, terdapat sebuah arca yang tidak begitu jelas penggambarannya (kemungkinan adalah arca Agastya).
Candi Gedong V
Di depan lokasi candi keempat terdapat lapangan yang cukup luas, kurang lebih dua kali lapangan sepakbola dan datar. Lapangan ini biasanya dipakai untuk bermain sepakbola oleh warga sekitar, lokasi perkemahan atau untuk acara-acara tertentu.
Candi Gedong V
Ketinggian lokasi candi adalah 1308 meter di atas permukaan laut. Merupakan candi dengan lokasi paling tinggi dan teakhir diantara lokasi candi yang lain.
Di kompleks ini terdapat dua bagian yang tidak sama tingginya, bagian pertama berisi Candi Induk yang diapit dua buah reruntuhan Candi Perwara. Sedangkan pada bagian kedua berisi dua buah reruntuhan Candi Perwara
Bentuk candi utama ini mirip dengan bentuk candi keempat. Bentuk atap 4 tingkat dengan hiasan stupa, serta puing-puing candi perwara di sekitar candi utama.
Ada yang unik di salah satu puing candi perwara. Ada bagian yang tersusun tidak beraturan berdiri kokoh, tapi setelah diamati, bagian tersebut merupakan bagian dari dinding candi.
Fungsi
Candi Gedong Songo diyakini merupakan candi yang dibangun umat Hindu dengan ditemukannya beberapa arca-arca Hindu yang terletak didalam dan disekitar lokasi candi. Diantaranya adalah arca Ciwa Mahadewa, Ciwa Mahaguru, Ganeca, Durga Mahisasura Mardhini, Nandi Swara, Mahakala dan Yoni yang ada di bilik candi. Selain arca tersbut, terdapat sebuah arca gajah dalam posisi jongkok di kaki Candi Gedong III, dan Yoni dalam bentuk persegi panjang pada bilik Candi Gedong I.
Belum diketahui pasti awal mula pembangunan Candi Gedong Songo dan siapa pendirinya. Namun, ada beberapa pendapat yang menyebut bahwa candi ini dibangun pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra di abad ke-9 (tahun 927 masehi). Pendapat lain menyatakan bahwa pembangunan Candi Gedong Songo dilakukan pada masa Raja Sanjaya.
Mengenai fungsi, keberadaan Candi Gedong Songo digunakan oleh masyarakat masa lampau untuk melakukan pemujaan. Bahkan hingga sekarang, masyarakat Hindu masih melakukan upacara pemujaan di kompleks candi ini. Pelaksanaannya berupa perjalanan dari Candi pertama menuju Candi ke-9 dengan melakukan semacam ritual di tiap-tiap candi yang dilalui.
Parswadewata di Jawa ditafsirkan sebagai persembahan kepada roh nenek moyang yang telah bersatu dengan Siwa dan di candi disimbolkan dalam bentuk Lingga-Yoni yang dikawal dewa pengiring, yakni Durga (istri Siwa), Ganesha (anak Siwa), dan Agastya (seorang resi yang memiliki kemampuan spiritual setara dengan dewa).
Lokasi
Lokasinya yang berada di lereng gunung dengan ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut membuat suhu di lokasi cukup dingin (berkisar antara 19-27 °C). Di sekitar lokasi terdapat hutan pinus dan mata air yang mengandung belerang. Karena itu, pemandangan dari Candi Gedong Songo sangat menakjubkan, terlebih jika kita melihatnya dari Candi yang paling atas (candi ke-5). Dari lokasi masing-masing candi, pengunjung dapat menikmati pemandangan alam sekitar yang begitu mempesona dan berubah sudut pandang jika berada di lokasi candi yang berbeda. Terserah bagi pengunjung untuk menilai dari posisi Candi ke berapakah pemandangan akan terasa paling istimewa.
Untuk mencapai lokasi Candi Gedong Songo, diperlukan perjalanan sekitar 40 menit dari Kota Ambarawa dengan jalanan yang menanjak dengan sudut kemiringan jalan mencapai 40 derajat. Lokasi candi juga dapat ditempuh dalam waktu 10 menit dari obyek wisata Bandungan.
Jika dari Kota Semarang, jarak yang ditempuh sekitar 39 km atau hanya 20 menit perjalanan dengan kendaraan bermotor dalam kecepatan 70 km / jam melalui jalan raya yang lebar.
Diantara Candi Gedong III dan Gedong IV terdapat sebuah sumber air panas. Pengunjung dapat berendam dan menghangatkan tubuh disebuah kolam pemandian tertutup yang dibangun di dekat sumber mata air tersebut. Bau belerangnya akan terusa dan kepulan asapnya lumayan tebal ketika berada di dekat sumber air panas tersebut.
Menurut cerita penduduk sekitar Candi Gedong Songo, sumber air panas ini dijaga oleh makhluk halus bernama Nyai Gayatri, arwah perempuan asal Pulau Dewata. Pada masa lalu, Nyai Gayatri adalah salah satu dayang dari Raja Sima. Setelah meninggal, arwah Nyai Gayatri mendiami mata air ini. Nyai Gayatri senang menolong orang lain. Setelah meninggal pun, Nyai Gayatri tetap suka menolong. Salah satunya adalah dengan membantu menyembuhkan penyakit bagi orang yang mandi di mata air ini.
Menurut cerita penduduk sekitar Candi Gedong Songo, sumber air panas ini dijaga oleh makhluk halus bernama Nyai Gayatri, arwah perempuan asal Pulau Dewata. Pada masa lalu, Nyai Gayatri adalah salah satu dayang dari Raja Sima. Setelah meninggal, arwah Nyai Gayatri mendiami mata air ini. Nyai Gayatri senang menolong orang lain. Setelah meninggal pun, Nyai Gayatri tetap suka menolong. Salah satunya adalah dengan membantu menyembuhkan penyakit bagi orang yang mandi di mata air ini.
Di sekitar lokasi Candi Gedong Songo terdapat berbagai wisata lain, yakni hutan pinus, tempat permainan anak, ladang sayur milik penduduk setempat, dan bumi perkemahan. Dalam perjalanan mendaki Gunung Ungaran, tak jarang para pendaki memulai perjalanan dari kompleks Candi Gedong Songo ini.
* * * * * * * * *
Disusun oleh:
Septia Faril Lukman
Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
e-mail: unfinished_tales@yahoo.co.id
e-mail: unfinished_tales@yahoo.co.id
Sumber:
ternyata masi byk ya sob peninggalan jaman kerajaan di semarang. Jateng memang spt cagar budaya. Baru tau ada candi ini.
BalasHapusTengkyu infonya n slm ukhuwah
di kabupaten Semarang tepatnya,,bukan di kota Semarang.
BalasHapuskalau di kota Semarang lebih bnayak peninggalan zaman penjajahan Belanda
kabupaten semarang di sblh mn ya faril?...kayaknya bgs jg u dikunjungi sm anak2..tnx dah share...lama ga maen ke sini...apa kbr nh??...tq
BalasHapusTiwi:
BalasHapusKabupaten Semarang berada di sebelah selatan Kota Semarang.
Jika Anda berada di Kota Semarang dan ingin menuju Kabupaten Semarang, ambil jalan ke arah Jogja. Setelah sampai Salatiga, berarti sudah berada di Kabupaten Semarang.
Untuk mencapai Candi Gedong Songo, ambil jalan dari Salatiga menuju daerah Bandungan (ke arah kanan jika dari Kota Semarang).
Selamat berpetualang di Candi Gedong Songo, siapkan jaket agar tidak kedinginan.
wooow kereeen
BalasHapushm..
BalasHapusgitu ya...
mau ijin minta infonya ini boleh?? buat tugas sejarah...
kalo blm slesai nnti rapornya gak di bagiin...
boleh yaa?? caranya gimana??
syukron..
Silakan dibaca, lalu tulis kembali sesuai pemahaman kamu.. Jangan asal copas, nggak baik. Saya melatih kamu semua agar menghindari tindakan plagiat..
BalasHapusTapi, kamu masih bisa copy paste artikel di blog ini jika kamu tau triknya..