Machu Picchu (juga disebut "Kota yang hilang dari kerajaan Inca") merupakan salah satu kota kuno warisan dunia yang telah ditinggalkan penduduknya. Saat ini, kota ini hanya berupa reruntuhan batu yang pada masa lalu merupakan bangunan-bangunan megah pusat peradaban suku Inca. Meski hanya tinggal reruntuhan saja, kota ini masih memiliki daya tarik tersendiri. Selain penataan kota yang teratur, misteri pembangunan kota menjadi magnet bagi wisatawan dan kalangan akademisi.
Kota ini merupakan salah satu kota yang dibangun sekitar tahun 1400-an pada masa kerajaan Inca yang telah lama berselang. Lokasinya berada di atas lembah Urubamba di puncak Gunung Andes, Peru. Berada sekitar 70 km barat laut Cusco, dengan ketinggian sekitar 2.350 m di atas permukaan laut.
Kota ini merupakan salah satu kota yang dibangun sekitar tahun 1400-an pada masa kerajaan Inca yang telah lama berselang. Lokasinya berada di atas lembah Urubamba di puncak Gunung Andes, Peru. Berada sekitar 70 km barat laut Cusco, dengan ketinggian sekitar 2.350 m di atas permukaan laut.
Kata "Machu Picchu" berasal dari bahasa Quechua (Machu Pikchu), yang memiliki arti "Gunung Tua". Nama itu diambil karena lokasi kota yang berada di puncak pegunungan tinggi dan suci.
Kota Machu Picchu mulai dibangun sekitar tahun 1450 Masehi pada masa Kerajaan Inca masih berdiri. Kota ini tak dapat dilihat dari kaki bukit sehingga akan aman dari musuh. Di sekitarnya terdapat terasiring tanah pertanian dengan sistem irigasi menggunakan mata air alami di puncak gunung. Kota ini dibangun dengan gaya arsitektur Inca kuno berupa batu tembok berpelitur. Bangunan utama yang ada di dalamnya antara lain Intihuatana, Kuil Matahari, dan Ruangan Tiga Jendela. Tempat-tempat ini disebut sebagai Distrik Sakral dari Machu Picchu.
Semua bangunan diukir dari granit abu-abu yang berasal dari puncak gunung. Batuan seberat + 50 ton dipahat dengan cermat dan digabungkan membentuk bangunan tanpa adanya bahan perekat. Posisinya sangat rapat sehingga tak ada lubang sekecilpun diantara bebatuan itu.
Salah satu fungsi utama dari pembangunan Kota Machu Picchu adalah sebagai observatorium astronomi. Intihuatana (dalam bahasaa Inggris disebut "hitching post of the sun") merupakan tempat yang tepat untuk perhitungan waktu siang dan malam serta periode cuaca. Pada tanggal 21 Maret dan 21 September tengah hari, matahari tepat berada di atas pilar-pilar Intihuatana (juga disebut Sukhanka Saywa atau batu) sehingga tak ada bayangan pilar sama sekali. Pada saat itulah, suku Inca mengadakan sebuah upacara keagamaan di Intihuatana yang disebut bertujuan untuk menahan pergerakan matahari agar tidak menuju ke utara.
Selain saat itu, ada juga upacara yang dilakukan saat titik balik musim panas di belahan bumi bagian selatan, yakni pada tanggal 21 Desember. Pada tanggal itu, matahari terbenam tepat di balik Pumasillo (cakar Puma) yang mereka anggap sebagai tempat tersuci di Gunung Vilcabamba.
Ada beberapa pendapat mengenai kegiatan sosial dan keagamaan suku Inca di Kota Machu Picchu. Salah satu pendapat tersbut muncul setalah ditemukannya tulang seorang laki-laki dan 10 wanita dalam satu tempat. Dari penemuan tersebut, muncul pendapat bahwa tempat tersebut yang berada di Kota Machu Picchu digunakan sebagai tempat bagi pendeta wanita. Ada juga yang berpendapat bahwa Kota Machu Picchu digunakan sebagai rumah pengantin wanita dari kalangan bangsawan suku Inca. Namun, penelitian selanjutnya menemukan bahwa tulang laki-laki yang ada berjumlah sama dengan tulang wanita. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Machu Picchu bukanlah tempat khusus bagi wanita seperti yang disebut di dalam pendapat pertama.
Pada tanggal 24 Juli 1911, seorang arkeolog dari Universitas Yale, Hiram Bingham III, berhasil sampai ke lokasi reruntuhan Kota Machu Picchu (saat itu tertutup berbagai pepohonan) saat berpetualang mendaki Gunung Andes, lalu ia memperkenalkannya pada dunia luar (bangsa Eropa). Sejak saat itu, reruntuhan Kota Machu Picchu menjadi objek wisata yang menarik bagi para turis asing, terutama dari kalangan akademisi untuk melakukan berbagai penelitian.
Begitu banyaknya wisatawan yang berkunjung ke lokasi reruntuhan Kota Machu Picchu menyebabkan kerusakan yang parah pada kondisi situs tersebut. Beberapa diantara kerusakan itu adalah hilangnya sejumlah artefak di Kota Machu Picchu. Pada September 2007, pemerintah Peru melakukan berbagai usaha dengan hasil paling cemerlang adalah berupa kesepakatan dengan Universitas Yale untuk mengembalikan artefak-artefak yang pernah dibambil oleh Bingham dari Kota Machu Picchu pada awal abad ke-20.
* * * * * * * * *
Septia Faril Lukman
Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
e-mail: unfinished_tales@yahoo.co.id
Sumber:
indah banget nih sejarah peninggalannya, oia, klo ga salah aku pernah liat di google, ni gambarnya klo dliat dr posisi tertentu mirip muka manusia
BalasHapusha??masa' sih mirip muka manusia??dari sebelah mana??
BalasHapusjadi penasaran aku...
keren
BalasHapusha??masa' sih mirip muka manusia??dari sebelah mana??
BalasHapusjadi penasaran aku...