Minggu, 09 Januari 2011

Malioboro Sebagai Sumber Kenangan


Ruang merupakan wadah dari berbagai aktifitas pelakunya. Ruang ini, dapat memberikan suatu kenangan tersendiri bagi pelaku ruang yang ada apabila dalam suatu setting ruang dan waktu tertentu terjadi aktifitas yang digambarkan sebagai suatu peristiwa yang unik dan menarik bagi para pelaku ruang. 
Cepat atau lambat, setiap pengunjung atau turis yang berada di Jogja pasti akan mengunjungi Malioboro, sebuah ruas jalan di tengah kota yang sarat dengan penjual beragam souvenir dan makanan yang disajikan lesehan di malam hari. Menelusuri ruas jalan ini setelah tidak berkunjung selama beberapa tahun sepertinya membangunkan kenangan tersendiri yang menyenangkan.

*  *  *  *  *  *  *
Suasana Malioboro seakan tidak berubah dari tahun ke tahun; penjaja souvenir, pedagang lesehan, pengamen, tukang becak, andong, masih tetap sama. Dari sisi tampilan kota, mungkin yang sedikit berubah sekarang adalah adanya beberapa halte trans Jogjakarta untuk memenuhi kebutuhan transportasi di sekitar Malioboro. 
Malioboro juga menawarkan beragam hiburan dan merupakan ruang terbuka murah bagi masyarakat Jogja. Di sana, akan terlihat banyak kelompok anak muda berkumpul dan melakukan berbagai atarksi, seperti melakukan atraksi kebolehan berakrobat menggunakan sepeda-sepeda mereka ataupun sebuah acara Band tampak cukup ramai menyedot perhatian anak muda Jogja. 

Di sudut lain, menghabiskan sebagian malam di Malioboro tetap menawarkan suasana santai yang dapat menurunkan “ritme” tubuh yang sehari-hari sibuk dengan beragam kegiatan. Sambil ditemani hangatnya wedang Jahe atau makan lesehan, menghabiskan sebagian malam di Malioboro tetap menawarkan suasana santai khas Jogja yang menyenangkan. 
Lokasi dan aktifitas yang telah membangun kenangan antara lain Stasiun Tugu dengan kemacetannya, objek-objek fisik sepanjang kawasan Malioboro dari Stasiun Tugu sampai Keraton, termasuk sitting-group di depan benteng. 

Di dalam lokasi-lokasi tersebut terjadi aktifitas-aktifitas yang merupakan hasil interaksi dari pelaku ruang dengan ruang itu sendiri yang membentuk setting ruang dan waktu. Hal ini menimbulkan keunikan dan kekhasan yang menciptakan suatu kenangan tersendiri, yang diingat oleh para pelakunya. 
Beberapa pelaku ruang mendapatkan sebuah kenangan yang merupakan kenangan atas kejadian tertentu yang menjadi pengalaman menarik atau mengesankan bagi pelaku itu sendiri dalam sebuah setting ruang dan waktu. 
“…..Oh, dulu waktu mau ke Malioboro sama pacar, saya pernah tabrakan di depan Stasiun Tugu. Waktu itu jalannya macet, jadi saya sama pacar saya jatuh di situ. Jadi, kalau ke Malioboro kalau nglewatin Stasiun Tugu selalu ingat kejadian itu….”(Diana, Ibu rumah tangga, Klaten)
“….(adakah memori yang terbangun?)… Ada, Marakke mumet mbak, aku tugase tugase dapat Malioboro kan harus ngapalin dari sana (menunjuk Stasiun Tugu) sampai sana (menunjuk Keraton)…..”,  (Wisna, pelajar, Jogjakarta)
“……..Pernah di Malioboro nyasar. Akhirnya muter-muter di sini (di kawasan Malioboro-red). Nyasar tapi seneng. Nyasar tapi tetep ingin balik ke sini lagi. Terus juga pernah digataki sama pengamen-pengamen waktu foto buku tahunan……” (Sisil, pelajar, Jogjakarta)
Pelaku ruang lain mendapatkan kenangan atas interaksinya dengan setting ruang dan interaksinya dengan pelaku ruang lain dalam suatu setting ruang dan waktu. Interaksi ini menciptakan sebuah pola aktifitas yang khas dan unik yang selalu diingat oleh para pelakunya. 
“…(Ada nggak sih kenangan di tempat-tempat favorit tadi?)…Sebetulnya ada banyak dari duduk-duduk itu (menunjuk sitting-group di depan benteng), Biasanya kan kalau kita cowok-cowok bergerombol, Kadang ada juga cewek-cewek yang bergerombol gitu kan, Jadi saling bisa kadang-kadang kenalan jadi temen kan sampai sekarang….”. (Ardit, Alumnus UGM, Semarang)
"Waktu di malioboro..saya pengen beli wayang satu set tapi yang mini, sayangnya gak kesampean...hihihi" (Dimas, blogger)
Kemampuan setting ruang kawasan Malioboro ini dalam membentuk kenangan terbentuk karena adanya interaksi antara pelaku dalam suatu setting ruang yang sangat berkesan bagi pelakunya. kenangan yang terbangun ini dapat terjadi karena, (i) interaksi antara pelaku ruang dengan suatu setting ruang yang menghasilkan suatu kejadian yang menjadi pengalaman menarik atau mengesankan bagi pelakunya. Atau karena (ii) hasil interaksi pelaku dengan setting ruang maupun pelaku ruang lainnya dalam suatu setting ruang yang menimbulkan kenangan tak terlupakan. Kenangan yang telah terbangun ini menjadi suatu kenangan yang tak dapat dilupakan oleh pelakunya, termasuk suasana dan kondisi situasi ruang waktu itu. Hal ini membuat pelaku memiliki keinginan untuk kembali ke ruang atau tempat tersebut, dengan tujuan untuk membangun kenangan baru, atau hanya sekedar untuk mengingat kejadian yang telah lalu tersebut.

*  *  *  *  *  *  *  *  *
Disusun berdasarkan mata kuliah PERILAKU DALAM ARSITEKTUR
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Tim Penyusun:
Dhimas Bagus Putranto
Lillahi Asyrotul Akhiroh
Mia Hijriah
Nindya Kirana Putri
Novia Mahmuda
Description: Malioboro Sebagai Sumber Kenangan Rating: 4.5 Reviewer: Faril ItemReviewed: Malioboro Sebagai Sumber Kenangan


.:: Artikel menarik lainnya ::.