Minggu, 20 Februari 2011

Malioboro Sebagai Identitas Kota


Suatu setting ruang dapat menjadi ikon sebuah kota karena keberadaanya yang sangat khas, unik, dan memiliki pengaruh yang besar bagi kota itu sendiri. Setting ruang tersebut dapat berupa suatu kawasan di dalam kota itu. Oleh karenanya, jika seseorang mengingat kota tersebut, pasti akan terlintas dalam benaknya, gambaran setting ruang atau kawasan yang menjadi ikon kota itu, sehingga seolah-olah sebuah kota tidak lengkap tanpa kawasan tersebut.
*  *  *  *  *  *  *
Malioboro merupakan pusat aktifitas warga Jogjakarta, mulai dari pemerintahan, perdagangan, pariwisata dan kebudayaan. Tidak dapat dipungkiri Malioboro memiliki pesona yang luar biasa yang dapat menarik perhatian setiap orang yang berkunjung ke Jogjakarta. kota ini hidup karena keberadaan Malioboro bersama bangunan-bangunannya dan segala aktifitasnya yang unik. Malioboro merupakan simbol kota Jogjakarta dan keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Malioboro kemudian disebandingkan dengan Monas yang menjadi identitas kota Jakarta. 
‘……..Malioboro kan khasnya Jogja. Makanya kalau orang datang ke Jogja terus nggak datang ke Malioboro itu rasanya ada yang kurang. Kayak orang datang ke Jakarta tapi nggak ke Monas atau Dufan gitu kan rasanya ada yang kurang. Lagipula di sini semua ada. Di sini kan pusatnya. Pusatnya tu di sini kalau di Jogja. Kalau mau kemana-mana juga dekat. Kalau mau ke keraton juga dekat…..”(Ayu, mahasiswa Pendidikan Tata Rias UNY, Jogjakarta)
“…..eeeee……apa ya…….Malioboro unik sih, kan bangunannya itu bagus dan enggak ada enggak menonjolkan. Eeee……center kota yang wah gitu, Cuma memang Jogja banget dari dulu gitu.”(Dora, pelajar, Salatiga).
Malioboro merupakan jantung wisata kota Jogjakarta dan juga sebagai sentra dari berbagai kegiatan, serta ikon budaya masyarakat Jogjakarta. kawasan ini menjadi tujuan utama bagi orang – orang dari luar Jogja ketika datang ke kota ini, menjadi sebuah keharusan untuk mengunjungi kawasan ini dan seperti ada yang kurang ketika belum berkunjung ke Malioboro walaupun banyak objek – objek wisata lain di Jogjakarta yang tidak kalah menariknya. suasana yang khas dan kondisi yang nyaman seperti menyihir para pelaku ruang untuk kembali lagi ke Malioboro, 
“…..Dan emang nggak bisa dipungkiri ya. Artinya ketika orang di luar Jogja ke Jogja tuh kebanyakan salah satu tujuannya ya ke Malioboro. Terkenalnya di luar daerah ya sini kan Malioboro, Walopun ada yang lain-lain, Malioboro kan nggak bisa ditinggalkan, Ciri khas Jogjakarta…..” (Ardit, Semarang)
“…ehmm….ya paling yang bisa saya katakan karena kondisinya yang unik dan menarik, jadi rasanya kurang lengkap kalo liburan itu (ke Jogjakarta-red) belum datang ke Malioboro.” (Imam, Backpacker, Semarang).
Kawasan Malioboro yang terpersepsikan sebagai indentitas kota yang tidak dapat dipisahkan dengan Jogjakarta disebabkan beberapa faktor (i) karena bangunan-bangunan fisik dan aktivitas pelaku ruang yang terjadi di sekitarnya memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri yang tidak dimiliki oleh kawasan-kawasan lain, (ii) karena Malioboro adalah pusat dari berbagai kegiatan budaya dan menjadi ikon budaya kota Jogjakarta.
*  *  *  *  *  *  *  *  *

Disusun berdasarkan mata kuliah PERILAKU DALAM ARSITEKTUR
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Tim Penyusun:
Dhimas Bagus Putranto
Lillahi Asyrotul Akhiroh
Mia Hijriah
Nindya Kirana Putri
Novia Mahmuda

2 komentar: